Kamis, 26 Agustus 2021
Rabu, 01 Desember 2010
Foto Haji Tahun 1953
Foto-foto Kenangan Musim Haji Zaman Dulu (1953)
Terlihat kota mekah masih terasa sepi, sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang dimana kota mekah telah menjadi salah satu kota modern di dunia.

















Selasa, 30 November 2010
Merawat Printer Infusan
Merawat Printer dengan Sistem Infus
By Agung 53 Comments
Categories: aiti






Bila dirawat secara teratur, infus sanggup bertahan lebih kurang 2-3 tahun, cukuplah untuk usia printer yang murah meriah. Bila botol tinta sudah hampir kosong, jangan lupa untuk mengisinya dengan tinta baru. Dan ingat, harus dengan warna yang sama.
Konon kabarnya printer keluaran terbaru dirancang agar tidak dapat dipasangi sistem infus atau cartridge bukan original. Nampaknya penjualan tinta original jauh merosot akibat kehadiran yang serba hemat ini. Kita tunggu saja kreativitas apa lagi yang akan muncul menyikapi harga tinta yang masih relatif mahal.
Menguak Rahasia Acara Hipnotis Uya Kuya di TV, Benar atau Bohong ??
Apakah anda suka menonton Reality Show Hypnotis si Uya Kuya ? Kalo iya mungkin anda sering tersenyum atau tertawa saat orang yang dihipnosis si Uya menceritakan rahasia pribadinya, bahkan dia membeberkan aibnya di didepan orang banyak.
Saya masih ingat ketika menonton salah satu episode dimana si Uya sedang menghipnosis lelaki paruh baya yang sedang berada di suatu Food Court mall, dalam interview hipnosis tersebut, maka terkuaklah rahasia si lelaki itu, salah satunya dia telah memiliki istri lebih dari satu, dan dengan lantang dia menceritakan aibnya sendiri di depan puluhan orang yang sedang menontonnya, apakah dia tidak malu? Apakah aksi hipnosis itu nyata atau rekayasa?
Inilah jawabannya...
Tentu saya tidak bisa mengatakan kalo aksi hipnosis si Uya adalah bohong, karena kapasitas dia di acara tersebut adalah sebagai entertainer, apakah anda akan mengatakan seorang artis sebagai pembohong saat mereka berakting dalam suatu sinetron?
Baiklah, saya akan jelaskan ciri-ciri atau indikator bila orang terkena hipnosis
1. Terfokus, nyaman, gerakan tubuh minim. Orang yang dihipnosis terlihat berada dalam kondisi yang begitu rileks, sekalipun perhatiannya terfokus pada sebuah titik yang sudah disepakati ataupun suara sang hipnotis. Bola mata tidak bergerak sebebas biasanya, seolah-olah terkunci dan terlihat kering. Ukuran pupil subyek, yakni bagian hitam di tengah bola matanya, cenderung berubah membesar seiring mereka rileks, masuk ke dalam trance. Sehingga sangat sulit bagi orang yang dalam kondisi trance dalam dapat menari, membetulkan roknya yang tersingkap, atau bergerak bebas.
2. Kelopak mata berkedut, bergerak layu. Ini dimulai dengan perubahan refleks kedipan mata, semakin melambat sampai akhirnya nyaris tidak berkedip sama sekali atau disebut mengalami proses katalepsi. Bila ini terjadi, arahkan klien untuk menutup matanya agar dapat merasa nyaman dan meluncur ke trance yang lebih dalam.
3. Fitur wajah mengendur. Kulit dan struktur wajah klien akan berubah menjadi lebih mengendur, simetris dan seimbang, seperti seseorang yang sedang tidur. Kadang juga mengalami kedutan otomatis pada otot wajah mereka sebagai indikator tubuhnya sedang melakukan proses relaksasi.
4. Lambat atau tidak bisa menjawab. Ini sangat umum terjadi bila klien berada pada tingkat trance yang dalam. Mulai dari membutuhkan waktu lama untuk merespon, sampai tidak bisa dikejutkan oleh suara-suara yang keras. Satu hal lain yang terkait adalah klien sering melakukan refleks menelan udara atau liur lebih banyak daripada biasanya. Jadi tidak mungkin orang orang tersebut bisa berbicara lantang bahkan teriak.
5. Perubahan warna dan suhu badan menurun. Ini cukup halus, namun dapat dideteksi dengan baik. Ketika masuk dalam trance, darah mengalir lebih bebas sehingga kulit terlihat lebih berwarna atau gelap, terutama di bagian tangan dan wajah. Kadang kebalikannya terjadi, kulit menjadi lebih pucat karena darah melalui pembuluh itu terlalu cepat. Kedua respon ini normal dan dapat terjadi bergantian.
6. Denyut nadi melambat. Hal ini dapat diamati tanpa perlu menyentuh orang yang dihipnosis, yakni
memperhatikan denyutan halus yang ada di sisi leher di bawah dagunya. Pada saat-saat
tertentu, denyut tersebut dapat sejenak meningkat kecepatannya yang melibatkan ketegangan, semangat, atau rasa takut., khususnya apabila orang tersebut
sedang mengalami imajinasi
Jadi, silahkan anda menilai sendiri, apakah aksi hipnotis di acara Uya Kuya, Benar atau Bohong
Apakah anda suka menonton Reality Show Hypnotis si Uya Kuya ? Kalo iya mungkin anda sering tersenyum atau tertawa saat orang yang dihipnosis si Uya menceritakan rahasia pribadinya, bahkan dia membeberkan aibnya di didepan orang banyak.
Saya masih ingat ketika menonton salah satu episode dimana si Uya sedang menghipnosis lelaki paruh baya yang sedang berada di suatu Food Court mall, dalam interview hipnosis tersebut, maka terkuaklah rahasia si lelaki itu, salah satunya dia telah memiliki istri lebih dari satu, dan dengan lantang dia menceritakan aibnya sendiri di depan puluhan orang yang sedang menontonnya, apakah dia tidak malu? Apakah aksi hipnosis itu nyata atau rekayasa?
Inilah jawabannya...
Tentu saya tidak bisa mengatakan kalo aksi hipnosis si Uya adalah bohong, karena kapasitas dia di acara tersebut adalah sebagai entertainer, apakah anda akan mengatakan seorang artis sebagai pembohong saat mereka berakting dalam suatu sinetron?
Baiklah, saya akan jelaskan ciri-ciri atau indikator bila orang terkena hipnosis
1. Terfokus, nyaman, gerakan tubuh minim. Orang yang dihipnosis terlihat berada dalam kondisi yang begitu rileks, sekalipun perhatiannya terfokus pada sebuah titik yang sudah disepakati ataupun suara sang hipnotis. Bola mata tidak bergerak sebebas biasanya, seolah-olah terkunci dan terlihat kering. Ukuran pupil subyek, yakni bagian hitam di tengah bola matanya, cenderung berubah membesar seiring mereka rileks, masuk ke dalam trance. Sehingga sangat sulit bagi orang yang dalam kondisi trance dalam dapat menari, membetulkan roknya yang tersingkap, atau bergerak bebas.
2. Kelopak mata berkedut, bergerak layu. Ini dimulai dengan perubahan refleks kedipan mata, semakin melambat sampai akhirnya nyaris tidak berkedip sama sekali atau disebut mengalami proses katalepsi. Bila ini terjadi, arahkan klien untuk menutup matanya agar dapat merasa nyaman dan meluncur ke trance yang lebih dalam.
3. Fitur wajah mengendur. Kulit dan struktur wajah klien akan berubah menjadi lebih mengendur, simetris dan seimbang, seperti seseorang yang sedang tidur. Kadang juga mengalami kedutan otomatis pada otot wajah mereka sebagai indikator tubuhnya sedang melakukan proses relaksasi.
4. Lambat atau tidak bisa menjawab. Ini sangat umum terjadi bila klien berada pada tingkat trance yang dalam. Mulai dari membutuhkan waktu lama untuk merespon, sampai tidak bisa dikejutkan oleh suara-suara yang keras. Satu hal lain yang terkait adalah klien sering melakukan refleks menelan udara atau liur lebih banyak daripada biasanya. Jadi tidak mungkin orang orang tersebut bisa berbicara lantang bahkan teriak.
5. Perubahan warna dan suhu badan menurun. Ini cukup halus, namun dapat dideteksi dengan baik. Ketika masuk dalam trance, darah mengalir lebih bebas sehingga kulit terlihat lebih berwarna atau gelap, terutama di bagian tangan dan wajah. Kadang kebalikannya terjadi, kulit menjadi lebih pucat karena darah melalui pembuluh itu terlalu cepat. Kedua respon ini normal dan dapat terjadi bergantian.
6. Denyut nadi melambat. Hal ini dapat diamati tanpa perlu menyentuh orang yang dihipnosis, yakni
memperhatikan denyutan halus yang ada di sisi leher di bawah dagunya. Pada saat-saat
tertentu, denyut tersebut dapat sejenak meningkat kecepatannya yang melibatkan ketegangan, semangat, atau rasa takut., khususnya apabila orang tersebut
sedang mengalami imajinasi
Jadi, silahkan anda menilai sendiri, apakah aksi hipnotis di acara Uya Kuya, Benar atau Bohong
Surrogate Sex Patner (Mitra Sek Pengganti)....Dunia Sudah Edan......
Seperti hari-hari biasanya, sebelum memulai pekerjaan cek dulu email dan berselancar dulu sebentar di dunia maya. Situs pavorit saya detik dot com dan eramuslim dot com. Saya sangat menyukai situs tersebut dengan alasan berita-beritanya selalu aktual dan fresh serta selalu update setiap saat.
Dalam salah satu beritanya mengenai konseling seks yaitu Surrogate Sex Partner atau mitra pengganti seks. Setelah dibaca, saya begitu terkejut dan terperangah dibuatnya. Ada perasaan percaya dan tidak percaya. Apakah sudah segitu bobroknya moral manusia.
Apa gerangan konseling Surrogate Sex Partner itu ?
Pendiri bisnis konseling itu suami-isteri yang berasal dari New York, Amerika Serikat. Sarah Moore, perempuan berusia 39 tahun dan suaminya Geoff Daniels yang berusia 40 tahun.
Bisnis seperti apa yang digeluti suami-isteri tiada lain berupa konseling yang diperuntukan bagi wanita dan laki-laki yang mempunyai masalah dan keluhan tentang seks. Konsumen yang datang konsul dari berbagai kalangan dengan usia yang termuda 16 tahun sampai dengan yang tertua usia 74 tahun. Cuma yang membedakan dari bisnis yang dikelola oleh suami-isteri ini tidak sekedar konseling saja tetapi termasuk praktek terapinya.
Tugas seorang surrogate sex partner tak lain adalah menjadi pasangan seks pengganti bagi orang-orang bermasalah dengan kehidupan seksualnya.
Banyak hal yang diberikan seorang surrogate sex partner kepada pasiennya, mulai dari konseling, teknik-teknik pemijatan dan relaksasi, tantric sex (ajaran seks dari agama Hindu) dan sebagainya.
Bahkan surrogate sex partner juga dilatih untuk mengatasi berbagai gangguan seks seperti disfungsi ereksi dan pemulihan kondisi mental korban pelecehan.
Hubungan seks dengan pasien juga harus dilakukan jika memang dibutuhkan dalam program terapinya. Untuk melindungi diri dari penularan berbagai jenis penyakit kelamin, surrogate sex partner tak pernah lupa untuk menggunakan kondom sebagai pengaman.
Tidak tanggung-tanggung, dalam 20 tahun terakhir Sarah telah tidur dengan 3.323 pria, 52 di antaranya masih perjaka. Demikian juga dengan Geoff, dalam kurun waktu tersebut ia telah tidur dengan 2.162 wanita dan 'membantu' memperawani 49 orang di antaranya.
Usia pasien yang ditangani beragam mulai remaja hingga lanjut usia (lansia). Pasien tertua yang pernah ditangai Geoff berusia 72 tahun dengan keluhan libidonya menurun sedangkan yang termuda adalah gadis 19 tahun, korban pelecehan yang depresi dan mengalami phobia terhadap segala hal yang berhubungan dengan seks.
Pasien yang ditangani Sarah juga memiliki usia dan latar belakang yang beragam, yang termuda adalah perjaka berusia 19 tahun dengan keluhan memiliki phobia terhadap seks. Sementara pasien tertua adalah kakek-kakek 76 tahun yang datang dengan keluhan tidak bisa ereksi.
Dalam sehari Sarah dan Geoff rata-rata melayani 5 pasien, masing-masing menjalani sesi terapi yang berlangsung kurang lebih 2 jam. Tiap pasien umumnya menjalani terapi selama 4-8 pekan, dengan ongkos yang tidak murah tentu saja yakni Rp 2,1 juta-4,2 juta untuk tiap sesi.
Dalam salah satu beritanya mengenai konseling seks yaitu Surrogate Sex Partner atau mitra pengganti seks. Setelah dibaca, saya begitu terkejut dan terperangah dibuatnya. Ada perasaan percaya dan tidak percaya. Apakah sudah segitu bobroknya moral manusia.
Apa gerangan konseling Surrogate Sex Partner itu ?
Pendiri bisnis konseling itu suami-isteri yang berasal dari New York, Amerika Serikat. Sarah Moore, perempuan berusia 39 tahun dan suaminya Geoff Daniels yang berusia 40 tahun.
Bisnis seperti apa yang digeluti suami-isteri tiada lain berupa konseling yang diperuntukan bagi wanita dan laki-laki yang mempunyai masalah dan keluhan tentang seks. Konsumen yang datang konsul dari berbagai kalangan dengan usia yang termuda 16 tahun sampai dengan yang tertua usia 74 tahun. Cuma yang membedakan dari bisnis yang dikelola oleh suami-isteri ini tidak sekedar konseling saja tetapi termasuk praktek terapinya.
Tugas seorang surrogate sex partner tak lain adalah menjadi pasangan seks pengganti bagi orang-orang bermasalah dengan kehidupan seksualnya.
Banyak hal yang diberikan seorang surrogate sex partner kepada pasiennya, mulai dari konseling, teknik-teknik pemijatan dan relaksasi, tantric sex (ajaran seks dari agama Hindu) dan sebagainya.
Bahkan surrogate sex partner juga dilatih untuk mengatasi berbagai gangguan seks seperti disfungsi ereksi dan pemulihan kondisi mental korban pelecehan.
Hubungan seks dengan pasien juga harus dilakukan jika memang dibutuhkan dalam program terapinya. Untuk melindungi diri dari penularan berbagai jenis penyakit kelamin, surrogate sex partner tak pernah lupa untuk menggunakan kondom sebagai pengaman.
Tidak tanggung-tanggung, dalam 20 tahun terakhir Sarah telah tidur dengan 3.323 pria, 52 di antaranya masih perjaka. Demikian juga dengan Geoff, dalam kurun waktu tersebut ia telah tidur dengan 2.162 wanita dan 'membantu' memperawani 49 orang di antaranya.
Usia pasien yang ditangani beragam mulai remaja hingga lanjut usia (lansia). Pasien tertua yang pernah ditangai Geoff berusia 72 tahun dengan keluhan libidonya menurun sedangkan yang termuda adalah gadis 19 tahun, korban pelecehan yang depresi dan mengalami phobia terhadap segala hal yang berhubungan dengan seks.
Pasien yang ditangani Sarah juga memiliki usia dan latar belakang yang beragam, yang termuda adalah perjaka berusia 19 tahun dengan keluhan memiliki phobia terhadap seks. Sementara pasien tertua adalah kakek-kakek 76 tahun yang datang dengan keluhan tidak bisa ereksi.
Dalam sehari Sarah dan Geoff rata-rata melayani 5 pasien, masing-masing menjalani sesi terapi yang berlangsung kurang lebih 2 jam. Tiap pasien umumnya menjalani terapi selama 4-8 pekan, dengan ongkos yang tidak murah tentu saja yakni Rp 2,1 juta-4,2 juta untuk tiap sesi.
Senin, 29 November 2010
Langganan:
Postingan (Atom)